....Harapan Tak Boleh Mati...

...Ketika saya bertanya siapa saya...

Minggu, 26 Februari 2012

Menjaga Keperawanan Itu Sulit

      Laporan terakhir survei Komisi Nasional Perlindungan Anak menilai bahwa saat ini sekitar 62,7% Remaja yang masih berstatus Sekolah Menengah Pertama sudah tidak perawan. Ini memang bukan persoalan baru, juga bukan hal yang baru untuk diketahui khalayak umum. Tetapi kalau kita sendiri membiarkan hal ini terjadi secara perlahan, bukan tidak mungkin remaja-remaja masa mendatang yang mungkin salah satu dari anak kita akan meneruskan budayanya yang baru, melakukan seks sebelum menikah, sehingga keperawanan nantinya adalah hal yang akan disamakan dengan arti sunat untuk laki-laki, yaitu wajib menghilangkan keperawanan sebelum menikah.

       Adapun penyebab menjamurnya kehilangan keperawanan, banyak dikarenakan pergaulan, lingkungan, faktor keturunan, menyalahgunakan teknologi, ruang bebas yang terlampau tidak dibatasi.
Pergaulan, ini yang menjadi penyebab utama di era sekarang.
Kalau tidak bergaul, tentu pasti menjadi anak yang gaptek, cupu, bego. Sehingga banyak dari mereka yang ingin bergaul, namun lupa untuk membentengi diri dari norma, moral, dan akhlak yang diajarkan sejak kecil.Selain itu ada juga faktor dari lingkungannya, kalaulah mereka hidup dilingkungan yang religius, kehidupan bersosial masih diusung tinggi, tentu hal tersebut dapat diminimalisir. Karena banyak sekarang ini, lingkungan yang ada di kehidupan kita terlampau cuek, masa bodoh, tidak peduli dengan apa yang terjadi disekitarnya. Sehingga remaja yang tentu masih labil itu dapat melakukan sesuatu dengan bebas didalam rumahnya karena ditinggal bekerja oleh orangtuanya.Faktor keturunan juga turut andil memberi kontribusi pada petaka ini. Kita semua tahu, bahwa karma akan tetap berlaku sampai kapanpun. Tetapi ini tetap bergantung pada pola pikir keturunannya, selebihnya yang terjadi bisa dikaitkan dengan karma.
Menyalahgunakan teknologi. Kini yang namanya warnet sangat menjamur dimana-mana, bahkan sampai di desa-desa pedalaman sekalipun. Mudahnya mengakses Internet menjadi penyebab berkembang pesatnya masalah ini, mulai dari akses apa saja yang tidak terbatas hingga mengunduh dan mengunggah sesuatu dapat dilakukan dengan mudah. Dan yang terparah, kebanyakan dari para pengguna warnet di Indonesia kini adalah mereka yang masih bocah seumuran jagung. Masih sangat-sangat perlu diwaspadai, dijaga, atau kalau perlu didampingi kedua orangtuanya. Tujuannya jelas, untuk mencegah bocah tersebut membuka situs-siitus yang berbau Pornografii.
Ruang bebas yang tidak terbatas tidak lain adalah kurangnya tanggung jawab ,pantauan, perhatian, penjagaan orangtua terhadap anak-anaknya. Sehingga mereka dengan bebas dapat berkeluyuran hingga larut malam. Padahal, di kisaran usia seperti itulah peran orangtua harus lebih dominan untuk memperhatikan anak-anaknya.Pembelajaran tentang konsekuensi kehidupan, resiko pergaulan, ataupun penanaman akhlak dan moralitas kepada anak wajib disematkan orangtuanya sejak dini.

       Ini bukan saja untuk mereka yang mengalami, ini untuk kita semua. Ini pelajaran penting untuk bersama-sama kita mengatasi, paling tidak kita mampu mengantisipasi hal seperti ini dari diri kita sendiri, lalu tularkan kepada teman-teman kita agar tidak terjerumus kedunia yang seperti itu. Kalau ini tetap dibiarkan, bukan tidak mungkin anak kita nanti yang akan menanggungnya, sungguh hal yang sangat tidak kita harapkan.
Buat kalian yang memiliki warnet, ataupun yang bekerja sebagai operator warnet, tolong pantau para bocah ababil yang bermain ditempat Anda. Usir kalau perlu jika mendapati mereka sedang membuka situs-situs yang merusak otaknya.Saran saya pribadi, daripada merusak atau menambah jumlah ketidakperawanan, lebih baik gunakanlah tangan Anda sendiri.
Hhahahaaa....




Salam,
Anakwayang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar